Rumaisha Kaylaa Akbar (Mai). Gadis cantik berusia 18 tahun, merupakan seorang santriwati disalah-satu pondok pesantren terkemuka ditempatnya. Saat usianya menginjak 15 tahun, ia sudah hidup seorang diri. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan hebat saat hendak membelikannya hadiah sebagai tanda bahwa gadis itu telah berhasil menyelesaikan ujian akhir. Alhasil, kejadian itu merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kejadian itu tak lantas membuat Rumaisha terpuruk, ia bertekad untuk melanjutkan studi ditempat dimana ia akan menyandang status santriwati seperti keinginan kedua orang tuanya. Ditempat itu pula, Rumaisha bertemu dengan laki-laki yang kelak akan membersamainya dalam ibadah terpanjang. Zahran Khafii Al-Maliq (Khafii). Seorang pengusaha muda sekaligus anak semata wayang sang pemilik sekaligus pimpinan salah satu pondok pesantren terkemuka didaerahnya. Berperawakan tinggi, gagah, berkulit putih dan memiliki garis keturunan Arab, berhasil membuat siapapun yang melihatnya tak henti mengucap kalimat thayyibah. Diusianya yang kini menginjak angka 25, ia sudah berhasil menyelesaikan studi Magiternya di Istanbul University dan mengembangkan beberapa usahanya disana. Sesaat setelah menyelesaikan studinya, sang ayah membawanya kembali ke tanah air untuk beberapa waktu. Khafii menjadi idola para santriwati, tak terkecuali alon istrinya. Khafii menjadi salah satu pengajar di pondok pensantren milik ayahnya. Dengan latar belakang pendidikannya, sang ayah berharap Khafii dapat membagikan ilmu yang sudah ia dapat selama beberapa tahun di Turki.