Story cover for Setelah Hujan by iniindah_
Setelah Hujan
  • WpView
    Reads 37
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 37
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Mar 12, 2023
"Gev, cukup. Hapus semua ambisi lo, karena pada kenyataannya lo nggak butuh gue." - Azharea Melina

"Lo salah. Hujan datang, karena bumi membutuhkan, Re." - Gevariel Anthonio. 

Geva dan Rea terlibat perasaan di dalam persahabatannya. Geva memilih untuk menyadari dan mengakuinya. Namun, tidak dengan Rea yang tanpa sadar membohongi perasaannya sendiri. Terlebih karena traumanya, ia harus berkata dengan lantang bahwa ia tak menyukai cowok manja seperti sahabatnya. 

Kisah mereka dibuat semakin rumit dengan hadirnya Jason, teman kecil Rea yang datang dari Amerika. Belum lagi dengan Linka, gadis hyperactive yang sangat tulus mencintai Geva.

.
.

#nunobenoia
#nubeskesatunoia
#ayoberanibarengaieunoia
All Rights Reserved
Sign up to add Setelah Hujan to your library and receive updates
or
#410bestseller
Content Guidelines
You may also like
New Universe : Transmigration by xyjaeva
52 parts Complete
Sequel Book Saranjana "Ini akhirnya? Serius mati cuma gara-gara ke tabrak delman? Yaudah lah, semoga ketemu Haechan. Maaf Bunda, Ayah, Jisung, abang nyusul Haechan." "Kalo mati bakal ketemu Yeji sama mama gapapa di gue, asal gak kepleset ke neraka aja." "Gue baru dapet gelar Dokter loh, masa iya keburu mati woi?! Eh tapi juga bakal ketemu mamah papah sama Bang Jae Kembar, gapapalah." "Lah? Beneran mati? Kok simpel banget? Minimal yang estetik lah anjir? Mati ketabrak delman? Kalo bus atau truk mah wajar, bisa nyampe isekai, lah ini? Hadeh, Capek banget begeteh." "Tuh delman beneran gue sumpahin, gue jadi ovt, gue yang dosanya bejibun gak bakal pindah ke neraka kan? Eh tapi banyakan dosa si Sunwoo elah." - 7 tahun berlalu setelah 5 barudak memilih pergi meninggalkan Bumi Bandung, Indonesia dan menjalani jalan hidup masing-masing. Mereka pun berkumpul kembali dengan kisah hidup baru. Namun belum sempat memulai lembaran baru di buku lama, buku baru pun tiba-tiba dimulai. Inilah series baru dari Saranjana. Bagaimana, kalian siap dengan kehidupan mereka berlima di dunia isekai? Apakah mereka bisa kembali pulang? Ataukah tinggal di sana? Apakah kalian penasaran bagaimana kelima Barudak Jamet yang terbiasa hidup di dunia modern yang selalu hobi ngereog dan ga tahu malu, tiba-tiba masuk isekai dan menjalani hidup di sana? Kira-kira seberapa toxic dan tantrumnya ya mereka?? Ikuti perjalanan Jaemin, Hyunjin, Sunwoo, Jeno, dan Eric di book kedua ini! Warn! - NOT BL! Mohon jangan dikaitkan dengan LGBT, tidak ada unsur romance sama sekali - Terispirasi dari beberapa alur manhwa - Toxic yang terselip maupun kesalahan nama - Menggunakan bahasa baku, tapi juga non baku diwaktu tertentu - Semua nama di sini adalah milik agensi - Menggunakan kosakata asing maupun daerah yang terselip Start : 12 Maret 2024 End : 19 Desember 2024
Melangkah Tanpa Arah  by haechanah05
7 parts Ongoing
Tidak semua orang punya orang tua yang bisa diandalkan. Ada kalanya kita yang diandalkan oleh mereka, di setir layaknya robot tanpa punya rasa. mereka tak mau mendengar sedikit pun keluhan, semuanya harus tertata sempurna, selayaknya Tuhan yang tanpa kekurangan. kisah empat remaja, yang berusaha bertahan ditengah luka yang mereka punya, tentang masalah keluarga yang berbeda, namun dengan torehan luka yang sama. "capek bangett fuck, pengen pulang aja rasanya, tapi kemana gue harus pulang? " hanan "ke gue, pulang ke gue, anggap gue rumah lo, rumah kalian" nata "nat, peluk gue, gue butuh di puk-puk, sambil di pat-pat, perihal gue yang lima bulan lebih dulu minum susu, gue tetep butuh pelukkan lo. Hari ini ibu datang lagi, dia minta duit hasil gue meres keringet" raga "sini gue peluk, sambil puk-puk dan pat-pat. gapapa ya? nanti allah ganti duit lo yang lebih banyak dari yang lo kasih, buat makan nanti, lo ga usah pusing, nanti gue masakin lo tiap hari, kalo ada kebutuhan lo bisa pake uang gue dulu" nata "nat, gue pengen mati aja, hidup juga percuma, bokap selalu mukul gue, gue capek nat" jagat "sutt ga boleh ngomong gitu, sini lukanya gue obatin, kalo capek istirahat ya, jangan Coba-coba buat mati, mati bukan suatu hal yang bisa dicobain, capeknya dibagi sama gue, biar lebih ringan" nata "gue ga seberguna itu ya? gue ga seberharga itu ya? apa salah gue bodoh? gue juga ga mau terlahir jadi orang bodoh" nata "nat yang perlu lo tau, lo itu berharga buat kita, lo permata yang wajib kita jaga keindahannya" jagat "lo ibarat penerang di kegelapan, lo sangat amat berharga, tangan mungil lo ini, yang udah narik kita dari lingkaran setan" hanan "lo ga salah, dan lo ga bodoh, lo terlalu pintar, dan terlalu berharga buat kita" raga #00line #renjun #jeno #haechan #jaemin
You may also like
Slide 1 of 10
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
ES REGNET cover
Rainangkasa [TERBIT]✅ cover
Love Letters [END] cover
New Universe : Transmigration cover
Cegil Komplek [00L] cover
ANTARA KITA DAN CERITA  cover
Melangkah Tanpa Arah  cover
Sergio | Haechan cover
✔ Lovemorphosa [completed/revised] cover

Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓

15 parts Complete

Novel bisa dibeli di Shopee Jaehana_Store BAGIAN KEDUA SAPTA HARSA VERSI NOVEL || KLANDESTIN UNIVERSE "Kenapa lo jahat sama gue! Kenapa kemarin lo pergi? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo tega, Jen?" Haikal tak bisa lagi menahan kesedihan yang telah menumpuk di dalam dirinya. Jendral hanya tertawa kecil. "Lo ngomong apasih, Kal? Gue nggak pergi ke mana-mana, kita kan selalu sama-sama. Gue mana pernah ninggalin lo. Ayo ikut, gabung sama yang lain." Ia menarik tangan Haikal, mengajaknya berlari menuju sisi lain dari air mancur itu. Di sana, semua anggota Klandestin berkumpul. Beberapa duduk di atas ayunan yang berderit pelan, ayunan tersebut dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mengelilinginya. "Bang Haikal! Kenapa telat? Kita nungguin loh!" seru Cakra. "Kal, sini, ada mainan yang cocok buat lo," tambah Reihan. Namun, Haikal menggeleng. Ia justru menggenggam erat tangan Jendral di sampingnya. "Kenapa, Mbul? Main sana," Jendral menatapnya dengan heran. Haikal menggeleng lagi, kali ini dengan lebih kuat. "Gue takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar. "Takut?" Jendral tertawa, seolah-olah hal itu adalah lelucon. "Seorang Haikal takut?" Haikal mengangguk, menahan diri untuk tidak menangis. "Gue takut kalo genggaman tangan gue lepas, lo bakalan pergi."