Pair [ YJH, KDJ, SP x our OC ! ]
Fanfic Modern era of ORV
" I love Kim Dokja ! .....and now i regret it. "
Gadis asal Indonesia, Canaria Adhinanta. Pecinta novel, penggila buku, dan penulis novel, hidupnya tidak pernah keluar dari dunia literatur. Di umur nya yang ke 25 ini dia sudah sukses menyabet berbagai penghargaan dalam dunia kepenulisan.
Namun di masa masa kejayaannya, gadis ini terbunuh oleh mantan gilanya. Telah merelakan segala hal, gadis itu kembali terbangun kembali di negara Korea dan memiliki identitas baru.
' Kang Gina'
Berusaha keluar dari masa lalunya, pertemuannya dengan pemuda polos itu merubah jalan hidupnya.
Kang Gina ingin menyelamatkan Kim dokja dari segala kemalangan, namun sayang seribu sayang. Takdir itu berbalik pada dirinya.
" Jangan menyesali keputusan mu, Gina.....karna segala luapan ini akan segera tumpah. "
Wajah nya berseri bagaikan mendapat jackpot.
" Gina, tidak bisa kah sekali saja kau menoleh padaku ? "
Yaampun wajahnya seperti kucing kecil hmmm...atau serigala kecil ?
" Lebih baik aku menculik mu saja ke mansion ku, Gina. "
Seringaian nya selalu membuat merinding, tapi kali ini tatapan nya yang terpancar yang menunjukkan segala kegilaannya.
Percaya lah bahwa hanya 'mata' yang tidak pernah berbohong.
🦑 Source picture by pinterest
🐟 Source information by google
🐺 Just some fanfic, semua nama, tempat atau yang bersangkutan dibuat berdasarkan imagination.
* Character Omniscient reader viewpoint adalah karya milik Sing shong, hanya meminjam untuk fanfiction ini !
Kecuali character² OC yang tidak ada dalam novel ORV !
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.