"Waduh, kamu mau bikin aku mumet, ya, Rey?" tanya Husein kemudian. "Enggak, ya. Aku ki ngasih syarat itu biar kamu semangat hafalan. Biar nanti kita wisuda barengan." Sekali lagi, Husein tertawa. Dia tahu, sebenarnya bukan itu tujuan Reyyan. Reyyan menantangnya menyelesaikan hafalan karena lelaki itu tahu kalau Husein tidak akan bisa melakukannya. Dan itu akan menjadi amunisi agar Reyyan bisa kembali menolak untuk dijadikan vokalis di lomba sholawat akhirussanah nanti. Bukan kali ini saja Husein meminta Reyyan menjadi vokalis. Di tahun-tahun sebelumnya, setiap kali perlombaan sholawat, dia juga melakukannya. Tapi Reyyan selalu menolak mentah-mentah dan lebih memilih untuk menabuh rebana di belakang. Baru sekarang Reyyan mau menerima permintaannya meski dengan syarat yang mampu membuat kepala Husein pusing bukan main. Tapi, bukankah Husein harus menerimanya? Kesempatan tidak akan datang dua kali.