Manusia tidak akan pernah tahu akan seperti apa jalan hidup ke depannya. Pasrah dan mau menerima semua pemberian-Nya, menjadi salah satu solusi dari segala kebimbangan yang ada. Masalah rejeki, jodoh, hingga kematian, sudah ada alurnya masing-masing.
Percaya dengan takdir, sudah pasti. Fathar selalu mengingat satu hal yang sudah jelas adanya, bahwa jodoh di tangan Tuhan. Begitu pula Nala, sebagai seorang wanita yang taat beragama, percaya sepenuhnya kepada Sang Pemilik Semesta sudah menjadi hak paten yang tak bisa diganggu gugat.
Ini kisah mereka, yang saling berjalan mengikuti jejak takdir yang sudah tercipta. Bagaimana jalan yang tertulis untuk keduanya?