Senja turun dalam iringan mendung dan rinai. Tidak ada temaram sandyakala yang terpancar. Tidak ada mentari yang merambat gemulai di batas cakrawala. Bahkan, tidak ada senyuman. Senja kali ini adalah senja yang risau. Penuh kabut dan penuh tanya. Seperti halnya dengan keadaan Sea. Berdiri di tepi pantai dengan rambut berantakan, mata sembap, hidung merah serta jejak air mata yang sudah mengering di pipinya. Netra coklat terangnya memandang kosong ke langit yang biasanya berwarna jingga pada sore hari itu. Seolah-olah langit dan awan mengerti bagaimana perasaan gadis dengan seragam SMA yang acak-acakan itu. Ditemani desiran ombak pantai, bulir-bulir bening berjatuhan dari pelupuk mata Sea. Tidak ada suara ataupun isakan. Hanya lelehan air mata yang terus mengalir tiada henti. "Sekali lagi, gue benci semua orang." "Mereka yang menginginkan milik orang lain, kehilangan miliknya sendiri." "Cinta itu pembodohan 'kan?" "Kalau kamu lelah, pulang. Pulangnya ke aku dulu ya? Kamu gak kangen sama pelukan aku? Masa mau buru-buru dipeluk Tuhan?" "Cinta kamu lebih indah dari masa lalu aku. Makasih udah mau bantu aku keluar dari masa kelam itu. Seperti kata pepatah, Rainbow Will Come After Rain. Dan pelangi itu adalah kamu, -" [Amygdala, 04.28] ••••• Cover : Pinterest Start : 9 April 2023 Finish :
4 parts