"Kemarin Kaila pernah bilang kan? Jika profesor Dikta itu sangat menakjubkan. Sepertinya seluruh untaian kata berbentuk; puisi, syair, sajak maupun cerita yang teruraikan dari Kaila masih belum mampu untuk mengabadikan bagaimana sosok Profesor Dikta di hidup saya.
Diksi-diksi saya seolah memberontak, sebab frustasi tak mampu menampung rasa saya yang hanya bisa diungkapkan lewat kata dan pada akhirnya setumpuk kagum yang kaila simpan hanya mampu bermuara pada doa panjang yang masih terus berusaha dilangitkan.
'Semoga Ia lama, semoga Ia bertahan jauh, dia panjang umur, dia bahagia, dia selalu sehat dan dia lebih kuat. Semoga juga senyum tak kunjung luntur dari paras rupawan nya dan Tuhan memperkenankan aku menjadi salah satu alasan semesta ku bahagia.'
Namun sepertinya suatu hari, akan tiba detik dimana rasa kagum Kaila tidak lagi Profesor Dikta temukan di mana-mana. Bentuk cinta itu tidak akan lagi berserakan pada jalanan yang pernah kita lewati bersama, atau sudah tidak lagi tersusun rapi pada tiap paragraf cerita yang Kaila tulis setiap mulai merindukan kita yang dahulu. Sebab mungkin segala bentuknya sudah Kaila putuskan untuk dikurung saja, pada peti mati yang ditutup dengan acara simbolis jika episode mencintai sosok Profesor Dikta harus segera dipurnakan dan perlu ditamatkan.
Mungkin suatu saat rasa lelah akan mulai merundung, sebab pada nyatanya Profesor Dikta tidak pernah punya tempat pemberhentian untuk mempersilahkan Kaila menetap. Ternyata, mengagumi seseorang itu menguras tenaga juga sekotak porsi cinta yang Kaila habiskan untuk Profesor. Maaf, Kaila takut jika kedepannya tak berhasil lepas dan semakin jatuh. Oleh karena itu, Kaila memutuskan untuk mulai mengemasi seluruh perasaannya.
Episode mengaguminya akan segera Ia selesaikan. Semoga. Tolong doakan Ia mampu ya."
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 5)
ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎
______________
"Bul ayo dong mau ya, ya? Istri gaboleh nolak ajakan suami ingat kata Mommy!"
"Apasih Gar? Sehari aja gak rewel bisa?" sungguh Bulan malas sekali meladeni bayi besar ini.
"Kita bikin proyek baby triplets, biar yg satu jadi atlet basket, yang kedua jadi pesepak bola, terus yg terakhir jadi pemain volly!
☽☽☽☽
Pernah dengar kata seorang antagonis terlahir dari orang baik yang tersakiti?
Mungkin itu juga yang Bulan Nayara Ayudisha labelkan pada salah satu tokoh Antagonis berperan jahat dalam novel Fatamorgana, Sagaragas Gelano Andromeda tokoh pria yang memiliki masa kecil suram dan gelap karena dibuang kedua orang tuanya hingga mendapatkan banyak bullying dari anak sebayanya.
Siapa sangka laki-laki yang memiliki garis bekas luka diatas alisnya justru tumbuh menjadi pria dewasa dengan kepribadian keras juga dicap berhati dingin oleh semua murid SMA Amandora, sekaligus pemimpin gangster besar bernama CERBERUS yang dalam artian adalah anjing dari neraka, dibalik karakternya yang hanya muncul di akhir cerita hanya untuk menyempurnakan kedua pemeran utama.
Tujuan hidupnya hanya untuk membalaskan dendam pada setiap orang yang dulu mencelanya hingga dia diambang kematian.
Sekarang bagaimana jadinya jika Bulan memasuki salah satu peran dalam novel itu?
Peran Rembulan Marliana Amarylis Antagonis perempuan yang menjadi sebab adanya bekas luka diwajah Sagara, apakah tekadnya untuk menjauhi peran jahat dirinya akan berjalan mulus saat keduanya malah terjalin dalam satu ikatan pernikahan?