"I love you, Hug."
"I can't."
"I really, really love you." Jika ada yang menyaksikan peristiwa itu secara langsung, mereka pasti bisa merasakan betapa putus asanya perempuan itu. Menyatakan cinta dengan air mata yang tak terbendung, seolah memohon sedikit ruang di hati pria yang bahkan tidak pernah terbuka untuknya.
"I can't. I can't be selfish. You belong to my brother."
Jawabannya selalu sama.
Pernikahan mereka bahkan belum lama, tapi kalimat perpisahan sudah lebih dulu terucap.
"Let's go our separate ways. Let's start improving ourselves, and let's meet again as the best versions of ourselves. I, Arthur Hagen Ludwig, reject you, Joanna Elisabeth Bern."
***
"Whispers of the Past" -masa lalu yang terus menghantui Joanna dan Arthur, membawa luka lama, rahasia, dan mungkin kesempatan kedua yang tak terduga.
Di antara rimbunnya pepohonan, udara pagi yang masih menyimpan embun, dan gemuruh takdir yang belum dikenal, Ratih Lestari kembali menginjak tanah kelahirannya-desa sederhana yang penuh kenangan dan ketenangan. Tak pernah ia bayangkan, cuti singkat untuk melepas rindu justru akan mempertemukannya dengan dunia yang sangat kontras dengan kehidupannya.
Di tempat lain, di sebuah rumah megah di atas bukit, seseorang juga kembali. Maharaja Danuarta Adiguna-pria yang hidup dalam bayang-bayang nama besar, kekuasaan, tanggung jawab dan takdir keluarga. Langkahnya tampak mantap, tapi jauh di dalam dirinya, badai tak pernah benar-benar reda.
Dua dunia yang seharusnya tak bersinggungan-
satu lepas dan membumi, satu lagi terikat dan menjulang
Dipertemukan oleh insiden tak terduga. Dan dari sanalah segalanya bermula.