Story cover for a'Happy Ending  by KentangPride
a'Happy Ending
  • WpView
    MGA BUMASA 9,310
  • WpVote
    Mga Boto 763
  • WpPart
    Mga Parte 19
  • WpView
    MGA BUMASA 9,310
  • WpVote
    Mga Boto 763
  • WpPart
    Mga Parte 19
Ongoing, Unang na-publish Mar 28, 2023
Mature
Kisah ini berawal ketika Zean Natio, ia tampak mengucek matanya, ia tampak mengenakan pakaian tidurnya.

"Ughh" 

ucap Zean sembari melihat ke arah samping kasurnya, ia melihat seorang laki-laki yang masih tertidur pulas.

Itu adalah Aranza Natio, ia biasa dipanggil Aran, adik dari Zean.

"Woi Ran, bangun ayo sekolah" ucap Zean.

Aran yang merasa terusik, ia membuka matanya perlahan.

Zean lalu bergegas membuka pintu kamar, dan berjalan menuju kamar mandi.

Sedangkan Aran? Ia membereskan tempat tidurnya itu.

Ia juga tampak menuju ke pintu kamar sebelahnya, itu adalah pintu kamar Kathrina Irene Natio, adik dari Zean dan Aran.
All Rights Reserved
Sign up to add a'Happy Ending to your library and receive updates
o
Mga Alituntunin ng Nilalaman
Magugustuhan mo rin ang
Magugustuhan mo rin ang
Slide 1 of 9
Lantas (END) cover
CHAIVARO cover
Transmigrasi Abyan (tidak di lanjutkan) cover
You Are My World ( GRESHAN ) cover
AKALA ; My heart beats for Miss cover
That Memory✓ cover
gak, harus dia!! (CHIKARA) cover
CAPTIVATED cover
kau masih kekasihku (chrishan) END cover

Lantas (END)

48 parte Kumpleto

PERINGATAN ⚠️ Dibeberapa part terdapat adegan kekerasan dan kata-kata kasar! ------------------------- Navisha Aqila Anastasia, gadis berambut sebahu berusia 17 tahun, adalah siswi cerdas yang selalu menjadi kebanggaan sekolahnya. Memasuki awal kelas 12, ia dipertemukan dengan Arzan Nauval Abraham, siswa yang harus mengulang tahun terakhirnya. Awalnya, mereka hanyalah dua orang asing yang kebetulan duduk di bangku yang sama. Namun, waktu demi waktu menghapus jarak di antara mereka, mengubah pertemuan biasa menjadi kisah yang tumbuh di sela tawa dan diam-diam yang saling mengerti. Hingga suatu hari, ada satu hal yang menyangkut orang tua mereka yang memaksa mereka untuk menjaga jarak, seolah perasaan yang sudah terlanjur tumbuh harus dibekukan begitu saja. Haruskah mereka menyerah pada ego orang tua mereka? Atau justru melawan demi kebahagiaan yang mereka yakini? ~~~ "Terima kasih, karena pernah menjadi rumah, meski bukan yang terakhir."