Setelah ditinggal begitu saja oleh suami seumur jagungnya, Camelia harus menerima kenyataan tentang kematian bapak dan beban utang dengan jaminan rumah satu-satunya. Mau tak mau Camelia harus berusaha memepertahankan dan meneruskan usaha toko alat tulis dan fotokopi milik orangtuanya. Mampukah Camelia bertahan dengan segala tekanan yang terjadi? Haruskah dia membiarkan hatinya yang patah kembali diisi oleh seseorang kembali demi buah hatinya?