[DISCONTINUE] Darah, nyawa, jerit dan tangis seakan menjadi sebuah kesenangan bagi keduanya. Ruangan putih polos dengan jajaran lemari kaca, menjadi saksi bagaimana gilanya mereka berdua. Bertemu dengan lima orang asing, tumbuh bersama dan membaur menjadi satu. Topeng yang mereka kenakan sungguh tebal. Tak ada yang tahu kamuflase mereka selama ini. Setiap goresan yang mereka buat, juga tetesan darah dari goresan itu, nampak menjadi hal yang amat menyenangkan bagi mereka. Melihat bagaimana korban memohon pada mereka di akhir hidupnya, menjadi sebuah kepuasan tersendiri bagi mereka. Benang merah, tanda kepemilikan yang mereka tinggalkan pada setiap korban. Mereka tak akan membiarkan orang yang mengusiknya untuk bisa bernapas lega di semesta ini. Kesalahan kecil walau tak sengaja, mungkin akan mengantarkan mu pulang pada sang pencipta. Diam atau bungkam, bukan pilihan. Itu adalah keharusan, jangan coba-coba untuk membuka suara saat kau tau sedikitpun hal tentang mereka. Perhatikan setiap langkahmu, mungkin saja karena kecerobohan yang kau perbuat, kau akan jadi kanvas bagi setiap ide gilanya. "Diem atau gue bakal buat lo bungkam selamanya"- "Lo rusakin lukisan gue, mau ga mau lo harus jadi gantinya"- "Bener kata abang, darah orang jahat ga enak"-