Kata orang, hidup itu adil. Sesuai dengan porsinya, tidak kurang tidak lebih. Begitupun juga dengan masalah, manusia tak mungkin di uji melebihi dari batas kemampuannya sendiri. Tapi itu hanyalah pepatah, sebuah omong kosong yang tentunya tidak sesuai dengan faktanya.
Hidup tetaplah hidup, yang dimananya semuanya bersifat keras. Ekspektasi sudah jelas tak sesuai dengan realita. Hidup bertahun-tahun, membuktikan bahwa hidup ternyata memang kejam, dan segila itu. Ada banyak manusia yang memilih mengalah, dengan cara bunuh diri. Begitupun juga dengan dirinya, ia benar-benar gila dan berpikir untuk mengakhiri hidup nya. Hanya saja, dirinya masih mempertahankan kewarasan dengan kata lain, ia bertahan hidup karena masih mempercayai Tuhan.
Naya, wanita cantik berusia 19 tahun yang sudah kehilangan keperawanan oleh mantan kekasihnya yang dirinya pacari selama satu tahun. Dan karena hal itulah hidup gadis itu sangat begitu hancur bahkan sudah tak ada yang bisa dirinya sesali lagi di hidupnya. Tentunya hal yang sejak dulu ia jaga, justru direnggut begitu saja oleh laki-laki yang begitu ia percayai.
Tapi bukan kah seharusnya orang yang menyakiti kita akan mendapat karma yang setimpal, bukan?
Tapi kenapa hidup orang yang pernah menyakiti dirinya begitu hebatnya malah terlihat baik baik saja. Dan justru menjalani hidup dengan bahagia, tidak terjadi apa-apa. Sedangkan dirinya?
Justru dibuat mati sejak saat itu. Hidupnya kian terpuruk, hancur, bahkan ia tak memiliki alasan jelas lagi untuk mempertahankan hidup.
Bertahan karena Tuhan? Untuk apa. Sedangkan Tuhan saja mati-matian membunuhnya dengan masalah yang kian menyiksanya.
"Jika manusia saja bisa jahat. Lalu untuk apa aku harus menjadi tokoh yang diam ketika tersakiti? Bukankah aku harus melawan?"
=AUTHORIZED TRANSLATION=
Ini adalah terjemahan Bahasa Indonesia yang sudah memiliki ijin resmi dari penulis 😊🫶🏻
⭐️⭐️⭐️
Saat Arthit mengungkapkan persaannya, Daotok tidak tahu harus berbuat apa meskipun dia juga menyukainya.
Tapi, yang terjadi adalah Daotok menolaknya.
"Kau tertarik padaku karena kau belum pernah bertemu dengan orang sepertiku."
Meskipun begitu, Arthit adalah seseorang yang keras kepala, dia terus mengungkapkan perasaanya meski terus di tolak.