Yang membuat Lawrence ragu tetaplah ada. Jalan yang akan dia ambil adalah bentang jingga tanpa arah dengan hamparan gandum sepanjang mata menangkap. Pedang telah di tangan dan titah pun telah turun. Meski label ada di sana, Lawrence tahu jika itu hampa.
"Tiada lagi yang namanya kode etik ksatria." begitu dia berkata, seraya menarik lambang dari ksatria itu sendiri.
Jika memang masih ada kilau di balik senja yang kian meredup, maka dengan terbuka dia akan terima. Tapi, melihat bagaimana dunia kian beralih pada esok membuat hatinya membantu di hari kemarin. Untuk itu, dia indahkan pintaan mereka bukan sekadarnya pamor dan harta yang dijanjikan. Begitu datang saatnya, Laurentius sang pengkhianatlah yang akan menumpahkan darah terakhir.