Adista Bella Bimala (Bella), Gadis berusia 24 tahun, dengan tinggi 160 Cm dan berat badan 56 Kg. Rambutnya lurus panjang berwarna Hitam kecoklatan, matanya bulat berwarna. Ia adalah anak pertama dari sepasang suami Istri dengan kepercayaan yang tidak jelas. Mereka, juga tidak pernah terlepas dari jerat hutang, hingga akhirnya Bella juga harus berjuang untuk keluarganya
Bella, selalu menjadi alasan utama sebuah penyesalan dalam hidup orang tuanya, pendapatannya tidak bisa diharapkan, Ia selalu merasa payah. Berhasil lulus menjadi seorang sarjana tidak membuatnya cukup memiliki peluang untuk merubah nasibnya. Keluarganya menuntutnya menjadi tulang punggung keluarga, namun Ia juga tidak pernah memenuhi harapan itu. Tidak hanya itu, pacarnya juga memutuskannya, hampir semua orang yang Ia kenal mencemooh dan merendahkannya, hingga Bella akhirnya merasa berada dititik terendah hidupnya.
Suatu ketika pada akhir pekan, Ia memutuskan untuk lari pagi disekitaran dekat rumah. Sepanjang perjalanan, Ia melihat beberapa kebahagiaan orang yang sekedar bercengkerama dan saling berbicara dengan keluarga dan pasangan Mereka. Menyaksikan itu, Bella bersedih, Ia kemudian berlari secepat yang Ia bisa, berteriak-teriak sambil mengumpat dan menyalahkan Sang Pencipta. Affandra Bima Atreya (Bima), salah seorang Efod dari Janyaharsa telah mengamati Bella selama beberapa hari kebelakang, sampai akhirnya Ia yakin bahwa Bella tidak menginginkan hidupnya. Setelah itu, Bella tidak menyadari Bima telah membawanya ke Janyaharsa, sebuah tempat bagi Mereka yang menyerah dengan hidupnya.
Yang mengejutkan Bima, Wajah Bella sangat mirip dengan Carmel, tunangan Bima yang meninggal karena kecelakaan. Bima bahkan jatuh cinta kepada Bella sejak pertama kali melihatnya, hingga Arakum Hujat pemimpin tertinggi di Janyaharsa menentang hubungan Mereka.
Dapatkah Bella kembali kedunianya ? seperti apa akhir kisah cinta Bima dan Bella ?
Bima Dirgantara, seorang siswa pendiam yang lebih sering berbicara lewat kata-kata yang tak pernah terucap. Ia memendam rasa pada Alma Liora-gadis yang duduk tak jauh darinya di kelas, namun terasa seribu langkah jauhnya. Di antara senja yang jatuh di balik jendela kelas dan tatapan-tatapan diam yang penuh makna, Bima memilih mencintai dari jauh. Takut kehilangan, takut merusak apa yang tak pernah benar-benar dimiliki.
Alma, dengan dunia kecilnya yang cerah dan hangat, tak pernah tahu bahwa tiap langkahnya diamati oleh seseorang yang tak pernah cukup berani mendekat. Tapi dunia tak pernah membiarkan rahasia tetap menjadi rahasia. Apalagi jika seseorang bernama Santi-sahabat Alma yang senang menggoda Bima-mulai ikut campur.
Sebuah kisah tentang cinta yang tak tersampaikan, keberanian yang tertunda, dan ucapan "terima kasih" yang menyimpan lebih dari sekadar rasa.