Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta pertama pasti tidak akan berhasil. Awalnya Thalia tidak mempercayai pepatah itu, karenanya, dia memperjuangkan segalanya untuk bisa bersama dengan cinta pertamanya. Bahkan meskipun harus melakukan pernikahan tanpa cinta yang hanya berbasis pada kepentingan perusahaan pria itu, Thalia tidak masalah.
Namun, semua keyakinan itu perlahan runtuh setelah satu tahun lamanya menjalani pernikahan, dan tetap tidak ada yang berubah. Thalia tetap memperjuangkan pernikahannya sendirian, tetap mencintai sendiri, dan hanya terus terluka karena setiap sikap Rakka padanya. Pada akhirnya, Thalia pun menyerah.
Di saat Thalia sudah begitu lelah dan ingin berhenti, ganti Rakka yang tidak ingin melepaskannya. Rakka akhirnya bertindak untuk menahannya, menunjukkan tidak hanya cinta yang diinginkan Thalia, tapi juga sebuah obsesi yang bahkan tidak pernah Thalia bayangkan sebelumnya.
"Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, selain pergi dariku." Pria itu berkata dengan penuh obsesi, menatapnya lekat mengungkung bara yang tidak pernah Thalia tahu apa maknanya. "Kamu tanya apa aku mencintaimu? Tidak. Karena kata cinta saja tidak akan bisa menggambarkan perasaan obsesifku ini, Lia."
Althania tak pernah berniat jatuh cinta, terlebih pada pria seperti Baskara, pewaris keluarga yang pernah menghancurkan hidupnya. Ia datang membawa dendam, menyamar dalam tenang, dan berniat mengungkap rahasia yang telah dikubur bertahun-tahun.
Tapi Baskara bukan seperti yang ia kira. Dingin, keras, dan tampak tak tersentuh oleh lelaki itu ternyata hancur pelan-pelan di balik topeng kekuasaannya. Ia menyimpan luka yang tak bisa ia sebutkan, dan justru Althania lah yang perlahan menyentuhnya, dan ikut tenggelam di dalamnya.
Cinta mereka bukan penyembuhan, melainkan luka yang dipilih bersama. Ketika semua kebenaran terungkap, hanya satu hal yang pasti.
"Jika kau jatuh, aku ikut jatuh. Jika kau berdarah, biarkan aku ikut berdarah bersamamu." -Baskara