Aku sedang tidak ingin merasakan kupu-kupu yang sibuk terbang di diafragma ku. Menggelitik tiap tarikan nafas yang selalu berakhir rona merah jambu di pipi. Tidak untuk saat ini.
Tapi sepertinya Semesta iseng menguji kesombongan ku itu.
Aku yang awalnya hanya ingin sekedar mencari kawan di salah satu platform dating, dipertemukan dengan mu.
Ya, memang, tidak hanya kamu teman bicara daring ku saat itu.
Banyak.
Dari berbagai Negara.
Tapi sejak hari itu.
Sesaat setelah " Aku gak akan paksa kamu untuk buka hati. Biar aku sendiri yang usaha untuk ngebukanya. " - yang aku ucap sebelumnya terasa munafik.
Yi.
Membersamai mu aku menemukan banyak hal baru
Menjadi apa adanya. Tidak melulu harus menuntut. tidak melulu harus di nomor satukan. Bahwa " Jalani saja dulu " juga bagian dari usaha untuk serasi dalam rasa.
Meski membersamai mu, jurangnya sangat dalam. setapak yang sangat terjal.
Tentang siapa aku, siapa kamu. Tentang keluarga, kedudukan, pendidikan, dan lingkungan sosial. Tentang mimpi, cita cita, dan talenta.
Yi.
semoga penebusan maaf ku kali ini, tidak ikut gugur seperti proposal pinta ku yang atas namamu pada Langit.