Shanum Adena Rafiqah, sosok perempuan yang memilih menata ulang hidupnya dari puing masa lalu. Siang hari ia bekerja sebagai barista di sebuah kafe kecil, dan sore harinya membantu sang pemilik toko mengantar pesanan bunga kepada para pelanggan.
Setelah bertahun-tahun berjuang memperbaiki diri dari masa lalu yang kelam, Shanum belajar memaafkan dirinya sendiri. Di kala umurnya 23 tahun, seorang lelaki datang dengan niat baik untuk melamarnya
Shanum sempat yakin, mungkin inilah jawaban dari doa-doanya yang tak pernah henti ia langitkan. Namun takdir berkata lain. Fitnah lama kembali dihembuskan seseorang dari masa lalunya. Nama baiknya tercoreng, membuat keluarga sang calon suami membatalkan pertunangan itu tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan.
Shanum percaya, bahwa takdir bukan tentang siapa yang datang lebih dulu, tetapi siapa yang datang dan tetap tinggal saat segalanya runtuh. Ia yakin, apa pun yang hilang bukan bentuk hukuman, melainkan cara Allah menuntun hati ke tempat yang seharusnya.
Lalu, takdir mempertemukannya dengan Hafiz Arkan Al-Faruqi-seorang dokter muda berusia 26 tahun, berjiwa lembut dan berwajah teduh, yang tak hanya menyehatkan raga tapi juga menenangkan jiwa lewat ceramah-ceramahnya. Shanum pertama kali mengenalnya saat pemuda itu sedang mengajar ngaji di sebuah masjid. Namun siapa sangka, jarak dan waktu kembali mempertemukan mereka di Istanbul, di sebuah perpustakaan yang menjadi saksi pertemuan dua hati yang sama-sama pernah memiliki luka masa lalu.
Namun, Hafiz pun menyimpan rahasia yang tak kalah dalam. Masa lalunya belum benar-benar usai.
Apakah dua hati yang sama-sama terluka bisa bersatu dalam dekap takdir yang diridhai Allah?
Atau justru, keduanya harus belajar bahwa tak semua pertemuan adalah untuk memiliki?