Aku tidak tahu kehidupan yang dulu selalu aku aminkah disetiap sujudku, akan terasa begitu rumit saat ini. Perjuangan yang dulu selalu aku optimiskan pelan-pelan merangkak ke titik pesimis. Cacian, makian, tekanan yang dulu selalu aku entengkan, mulai menggerogoti semangatku. Dan fokus, fokus, fokus, yang selalu jadi motto hidupku, tanpa kusadari mulai memudar dan beterbangan. Tidak! Harusnya tidak seperti inikan? Aku tidak seharusnya sebingung dan sebimbang ini? Perasaan ini biasanya dengan mudah aku singkirkan. Ia bukan prioritasku. Tak pernah jadi list impian di buku harianku. Ada banyak hal yang harus kuurus. Latihan yang semakin padat, progress yang selalu jadi harapan banyak orang, kelemahan yang harus segera aku musnahkan. Tolong, semua itu sudah membuatku teramat sibuk. Waktu 24 jam terasa tak cukup untuk membereskan semua kerumitan duniaku. Tapi kenapa? Aku seperti menjelang pasrah tanpa dipaksa. Dan dia. Seperti biasa diam. Tapi membahayakan. Selama ini aku sudah beberapa kali menang. Dan aku selalu bangga dengan itu. Setidaknya aku bisa egois memikirkan diriku sendiri. Tapi. Malam itu, saat tiba-tiba dia menatapku dengan cara yang berbeda dari biasanya. Dan tanpa kuduga dia mengucapkan sebuah kalimat yang tak pernah kuingini hadir diantara aku dan dia. Aku merasa ada sisi dari diriku yang mulai serakah. Menginginkannya dan ingin menghabiskan detik kehidupanku bersamanya. Bercerita tentang kerasnya perjuangan Savana, Nick, Sean, dan Bella untuk menjadi Idola. Banyak hal yang dilalui, termasuk masalah perasaan. Akankah mereka bisa meraih impian mereka? inspirated by Salma, Rony, Paul, Nabila Nb. Ini hanya cerita yang terispirasi. Akan banyak konflik yang dihadirkan. mohon untuk tidak Salah paham dan overthinking ya guys. Happy Reading.