Seharusnya Roxanne Stacey Weasley tidak ada.
Seharusnya, Ronald Billius Weasley tidak memiliki kembaran.
Seharusnya, seperti itu sejak tahun 1993. Sejak tahun ketiga Roxanne memulai sekolahnya di Hogwarts. Karena dengan demikian, hubungannya dengan Fred Weasley bukanlah hubungan terlarang.
Tapi semuanya berubah, sejak Roxanne menemukan sebuah surat tanpa pengirim diakhir tahun keduanya.
'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
Hi Xann...
Maaf, aku egois. Hanya saja, aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut.
Aku tidak bisa menyampaikan banyak hal, secara detail.
Voldemort bangkit. Dumbledore mati. Perang sihir berikutnya, benar-benar terjadi. Hogwarts menang. Dunia sihir kembali aman. Semua orang berbahagia.
Kecuali keluarga Weasley.
Tidak ada lagi keceriaan seperti yang pernah ku temui dahulu, dijaman aku masih bersekolah di Hogwarts. Perang itu merenggut orang paling berharga, milik mereka. Dua orang berharga dari keluarga Weasley telah menjadi korban.
Fred Weasley dan Roxanne Weasley.
George tak lagi bisa menggunakan patronus, Ron kehilangan cahaya, Ginny mengulang keterpurkannya, Percy terus menyalahkan dirinya, Paman Arthur kehilangan minat pada benda muggle, Bibi Molly sering melamun dengan memandang jam di The Burrow.
Bill dan Charlie kembali tinggal di The Burrow dan berusaha menghibur keluarga mereka, sambil menyembunyikan kesedihan mereka.
Keluarga Weasley tidak mampu menutupi sesuatu yang hilang dari senyuman mereka.
Ku mohon Xann... kali ini, jangan mati terlalu cepat lagi.
'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
-- Semua karakter miliki J.K Rowling, kecuali Roxanne Weasley --
_________________________________
Revisi jika cerita sudah selesai, maaf typo bertebaran.
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.