"Katanya tidak ada tempat di dunia ini untukku, sebab aku berbeda." - Changyi
"Tidak ada yang berbeda darimu, mereka saja yang mengidealkan semua orang agar sama rata." - Belinda.
Changyi mengabdikan sisa hidupnya untuk mencari teman masa kecilnya. Tiba saatnya masuk ke Sekolah Menengah Atas, wanita dari masa lalunya itu datang. Tanpa ada kata maaf dan sesal dari bibirnya. Namun, Changyi tak bisa marah padanya, sebab ia akan selalu menjadi bayangan yang tak pernah berselisih dengan objek si pembuat bayangan itu sendiri.
Akan tetapi, ada yang berbeda dari Belinda. Di mana dulunya Belinda akan menjadi tamengnya saat ia dibully-gadis cilik itu akan berdiri di garda terdepan-tatkala orang-orang mulai melirik Changyi dengan pandangan menelisik. Sekarang, Belinda malah menjadi orang sebaliknya. Seperti orang yang berbeda.
Namun, sekali lagi. Changyi tidak akan pernah bisa marah terhadap Belinda, meskipun gadis remaja itu telah berubah 180°. Sebab rasa cintanya lebih besar, daripada amarahnya.
Apakah yang membuat seorang Belinda berubah memusuhi seorang Changyi?
Cover by Me
Pict by Canva and Pinterest
Edit by Me on Canva
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan