"Hah! Ras! Mati aku! Aku banyak nulis tentang seseorang yang aku suka. Bahkan ada juga puisi yang literally kutulis untuk siapa." "Kamu nulis puisi untuk siapa?" "Rayen!" "Gawat! Kamu dalam bahaya Dir! Kamu tahu kan penggemarnya Rayen itu fanatic? Kita harus menemukan buku itu secepatnya." Laras menarik tanganku dan kami bergegas dengan langkah kaki setengah berlari menuju ke arah Laboratorium Bahasa. Sekitar lima menit lagi pelajaran Bahasa kelas 3-2 selesai dan itu artinya aku bisa kembali mengecek ruangan itu. Kami berdua berdiri di sudut dekat pintu. Tak lama, muncul seorang laki-laki berpenampilan rapi dengan baju yang tidak kekecilan atau kebesaran yang dimasukkan ke dalam celana dan dasi yang juga terikat rapi. Bisa terlihat dari cara berpakaiannya bahwa dia murid pintar yang patut dicontoh murid lainnya. Dia adalah Dion yang merupakan ketua kelas dari kelas 3-2.All Rights Reserved