"Tunggu aku..." lirih Sherly.
"Tunggulah aku sampai sepenuhnya merasa pantas untuk bersanding denganmu, Nicho Al-Habsyi".
"Setelah itu, aku akan kembali mengagumimu sampai mampu untuk mendapatkanmu".
"Dan boleh gak aku minta sama Allah, semoga kita selalu bersama, untuk hari ini dan selamanya?"
Kamu bagaikan rembulan pada malam hari, selalu bersinar terang dan menyinari bumi. Tapi aku sadar bahwa, bulan bersinar untuk semua orang, bukan untukku saja.
Kedua matanya nan berwarna hazel yang selalu menjaga pandangannya, indah sekali.
Banyak yang mengagumi sosok lelaki nan memiliki marga Al-Habsyi yang sering mengisi acara tausiyah sejak dini. Dan aku salah satu pengagumnya.
Dia Nicho, aku mengenalnya dan mencintainya tanpa sengaja, begitulah kira-kira. Dan dari banyaknya kekurangan yang kau miliki, aku hanya melihat kesempurnaan disana.
Terkadang seseorang tidak mampu mengungkapkan rasa sayangnya secara langsung. Melalui tulisan adalah salah satu cara yang indah untuk merangkai kata tentang dirimu. Sedikit menceritakan kisah nyata namun lebih sempurna.
Aku harap, kisahku bisa berubah menjadi kisah kita.
Dan jika hatimu bukan untukku, setidaknya cobalah untuk mencintai hasil karyaku.