Kamu itu sangat tampan, sangat berbakat, sangat cerdas, sangat populer. Kamu terlalu sempurna sampai-sampai aku enggan menjamah lingkup yang tempat kamu bergumul. Bahkan hanya untuk sekadar mengakui kalau aku kagum padamu pun, aku enggan. Sebenarnya aku sangat, sangat, sangat mengagumimu, tapi entah kenapa jika berpapasan atau tengah di dekatmu, sikapku malah berubah tak acuh dan terkesan begitu angkuh. Tapi, semua sikapku berubah saat kamu mulai menaruh perhatian padaku. Ah, bukan perhatian, maksudku, mulai ... ehem, sedikit mau bicara denganku.