Dia selalu dituntut menjadi seperti kakaknya. Berprestasi dan sehebat keinginan ibunya. "Bu, jika aku memenuhi semua tuntutanmu? Apakah kamu bisa melihatku sebagai Aksa, bukan Kakak?" Dia lelah, muak, lalu mulai berontak. "Bagian mana aku gak menuruti perintah Ibu? Sejak kecil aku selalu mengikuti kemauan Ibu. Menjadi hebat seperti Kakak, tetapi apa Ibu bisa menerimanya? Gak kan?" Dia ingin mengakhiri segala rasa sakit hatinya. "Di mata Ibu aku akan tetap salah dan kebenaran itu milik Kakak. Selama ini Ibu bahkan gak menghargai keberadaanku bukan? Apa aku harus mati dulu biar Ibu sadar, aku bukan Kakak. Aku Aksa!"