Mimpi yang terwujud tidak dalam sekali jentikan, tapi dengan penuh kesabaran, pengorbanan dan waktu yang tidaklah sebentar. Saat semuanya berjalan dengan schedule dan berjalan sesuai perhitungannya, namun pada hari itu kejadian yang tak pernah terlintas begitu mengguncang jiwanya. Semua kesabaran, pengorbanannya hancur dalam satu malam.
"Tempat yang kukira Surga, ternyata tak lebih seperti kubangan Neraka." lirih Sheila mengepalkan kedua tangannya dengan mata memanas.
Bagaimana rasanya hidup dalam samudera asa, dipenuhi oleh lara, berada dalam kesedihan yang tak berujung, dipertemukan terus dengan keputus-asaan, akankah Sheila terus berpura-pura baik-baik saja atau menjemput kematiannya lebih cepat?
Kalau kalian jadi Sheila mau pilih yang mana? Apakah mengakhiri hidup adalah jalan yang tepat? Atau masih ada jalan yang lebih indah selain menjemput kematian?
...
Penasaran dengan kisah Sheila Ghena? Yuk langsung baca aja. Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan, ya.
Maaf ya kalau penulisannya belum rapi, baru belajar hehe✌