Hunxu hidup selama delapan puluh delapan tahun, Xie Chen terbaring di bangsal mewah teratas, melihat kembali kehidupannya sebelum meninggal.
Uang, kekuasaan, kehidupan mewah.
Dia memiliki semuanya.
Tapi apakah dia benar-benar bahagia?
Ibu saya meninggal karena kanker, intrik di mal, dan bahkan pernikahan adalah alat tawar-menawar.
Sampai dia meninggal, dia hanya sendirian.
Sampai setelah kematiannya, jiwa itu tetap berada di udara selama tujuh menit, dan melihat Xia Qingxiao, yang duduk di depannya saat itu, tertatih-tatih membuka pintu bangsal dengan gaun pengantin putih.
Rambut putih, wajah anggun dan cantik.
Dia tersenyum dan berkata, "Tolong kubur abu saya dengan abunya."
Gelombang besar melonjak di hati Xie Chen!
Dia ... selalu diam-diam jatuh cinta pada dirinya sendiri ...
"Papa jelek."
Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya.
"Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara."
"Jelek!"
"Buta!"
"Jelek!"
"Buta!"
"Lebih tampan Kak Jendla, wlee..."
"Apa kau bilang!"
°°°°
Pembantaian keluarga konglomerat bermarga 'Lancester' menjadi hot news headline di portal berita online beberapa minggu terakhir.
'Mengerikan' itulah satu kata yang ada di dalam benak semua orang. Bagaimana tidak, seluruh anggota keluarga di temukan mati dalam keadaan tubuh terkoyak benda tajam.
Karena tragedi itu lah, hidup Arbie sang korban sekaligus putri tunggal keluarga 'Lancester' berubah 180°.Dengan takdir tuhan, jiwa nya yang berumur 17 tahun berpindah ke raga balita yang baru menginjak usia 3 tahun.