Sejak Hiero menginjak umur empat belas tahun, banyak tante, om, sepupu, bahkan anggota yang tak ia kenal dari keluarga Ayah suka bertanya, "Hiero pas gede mau jadi apa?" Hiero hanya tersenyum tipis, tidak tahu harus menjawab apa. Visualisasi cita-citanya terpampang jelas dalam kepalanya, namun Ayah akan terlebih dahulu menjawab, "Jadi tentara, seperti kata Eyang." Om dan Tante pun mengangguk paham sambil menatap Hiero seperti menganalisa. Hiero hanya tersenyum semakin lebar penuh kepastian. Akan tetapi, doa Hiero setiap ulang tahunnya malah berbanding terbalik dari ucapan sang Ayah, sejak ia menginjak umurnya yang kesembilan belas. "Eyang, maaf, Hiero nggak bisa jadi tentara seperti kemauan Eyang." Satu kalimat yang sama yang sudah terhitung ia lafalkan tiga kali di hari yang sama setiap tahunnya, mengingat pilihannya pada layar komputer situs SBMPTN yang menyatakan bahwa ia diterima masuk Fakultas Kedokteran CMU. Kemudian, seorang Kaea memasuki cerita, dengan keinginan sebesar semesta untuk memeluk Hiero dan berkata, "Hiero, kamu hidup bukan untuk menjadi pahlawan untuk orang lain, melainkan untuk dirimu sendiri." It's totally okay to be selfish because it's your life you're living; Not any others'. © tipografi on wattpad, 2023 [R16] Content warning : Profanity, rape, violence, abuse, self-harm, death, suicide & suicidal thoughts, mental illnesses, and many more. Please be wise.
3 parts