Selalu dijadikan opsi kedua itu membuat Yumna berfikir bahwa dunia ini tidak adil, tidak hanya teman-temannya bahkan keluarganya pun bersikap demikian. Hari-harinya berjalan tanpa ada perubahan apapun, ia berharap ini hanya sementara, nyatanya perubahan yang dinantikannya itu tak kunjung tiba. Ia seperti tak terlihat, seakan akan dapat menghilang kapan saja, diabaikan dan tetap diam. Sampai pertemuan itu tiba.. Ia Lingga Panji Lesmana, anak pindahan itu memperkenalkan diri dan duduk tepat bersebelahan dengan yumna, senyum tipis tanda sapa mereka yang menyatakan bahwa hari itu mereka berteman. Ini adalah awal mula dari segala perubahan hidup yumna..