Pasca Revolusi Gay

Sebuah insiden menyebabkan efek domino yang parah di se-antero wilayah sebuah negara. Menyebabkan kejadian yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Keluarnya Memorandum of 1 July menjadi titik awal bagaimana semua aspek kehidupan negara itu berubah akibat amandemen peraturan yang berlaku.

Isi Memorandum of 1 July itu antara lain:

1)Menetapkan bahwasannya sex sesama jenis, terlebih hubungan laki laki dengan laki laki akan diberikan keistimewaan khusus dalam perpolitikan kenegaraan dan tetap merujuk pada persyaratan politikus di peraturan yang sebelumnya.

2)Tidak diakuinya hubungan pemerkosaan dalam sex laki laki dengan laki laki.

3)Dalam memenuhi poin nomor 2, layanan hukum tidak berlaku dalam melindungi salah satu pihak, baik sebagai pemerkosa maupun yang diperkosa.

4)Dalam 1 keluarga yang anggota laki laki lebih dari 1 wajib menjadikan salah satu anak tersebut sebagai pihak dalam hubungan sex laki laki, baik pihak bawah(bottom) maupun pihak atas(top)

5)Tidak ada pelarangan atau aturan khusus bagi semua pihak. Politikus, tentara, masyarakat berbagai kalangan berhak melakukan poin nomor 1 dan 2.

Keputusan tersebut mendapat pro dan kontra dari masyarakat dalam beberapa waktu. Perdana Menteri selaku pengaju kebijakan yang disetujui oleh Parlemen yaitu Zenave Pradanadirga menyatakan bahwa ini adalah keputusan paling tepat dalam menghargai insiden beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Leon Van Wrejhk, seorang blasteran Belanda-Indonesia yang menjabat sebagai salah satu politikus merencanakan sesuatu yang tak terduga kepada Zen si Perdana Menteri.