Diratama dan senyumannya. Dua hal yang sangat Kalya suka sejak tiga tahun lalu. Segala hal yang Kalya suka ada pada Diratama. Sudah tahu seberapa usilnya Tama pun, Kalya tetap suka. Selain tentang sekolah, hidup Kalya adalah tentang Tama. Tampan, ramah dan pintar. Sosoknya terlihat seperti tokoh utama pria dalam novel yang sering dibaca Kalya. Jika Tama adalah tokoh utama pria, bolehkah ia menjadi tokoh utama wanitanya? Kalau itu yang dipikirkan Kalya tentang Tama, lain dengan Aruna. Bagi Aruna, Diratama adalah sosok menyebalkan, sangat menyebalkan, dan sangat sangat menyebalkan. Ia sudah memikirkan hal tersebut hampir sepanjang hidupnya. Tama si pengganggu, Tama si usil, Tama si songong. Tidak ada bagus-bagusnya. Memang benar sih, Tama itu pintar, tampan dan super ramah. Tapi, apa gunanya semua itu kalau dia adalah sosok usil yang menyebalkan. Sebagai korban dari keusilan Tama, bolehkah Aruna membunuhnya? Sedangkan bagi Tama, Kalya dan Aruna adalah teman perempuan terdekatnya. Mengenal mereka sejak sekolah dasar membuat Tama merasa nyaman berada di dekat mereka berdua. Tapi sepertinya, Tama kelewat nyaman dengan salah satu dari mereka. Sebagai tokoh utama, bolehkah Tama menyatakan perasaannya?