Terlahir menjadi sosok hampa bukan pilihanku yang sebenarnya. Tak ada seorang manusia, wanita, anak, dan apapun itu perannya yang ingin menyaksikan kehancuran berlarut. Mungkin merasakan banyak hal menjadi suatu pelajaran yang tak dapat terlupakan, tetapi sungguh, haruskah semacam ini yang membuatku kukuh? Menjalani hantaman-hantaman kejam yang melukai mental sekaligus akal. Aku kuat yang rapuh, berusaha utuh meskipun sebenarnya sudah menjadi puing-puing menyeluruh.
Banyak orang berkata bahwa hidup adalah pilihan. Bahkan, ketika aku memikul usia bernama "Dewasa" tak satu pun aku temukan alasanku memilih untuk setuju hidup di dunia yang penuh liku. Katanya, tidak semua manusia mampu bertahan setelah diterpa perlahan oleh banyaknya badai yang kadang membuat terombang-ambing tanpa pegangan. Nyatanya, kuat itu ada, meskipun tanpa wujudnya.
Kisah ini cukup sulit untuk diceritakan, hanya satu hal yang hingga kini masih kupertanyakan, "Mengapa harus aku, Tuhan?".
"Kenapa aku harus lahir kalau hanya untuk menderita?"
Aku ingin pulang. Bukan ke rumah-karena rumah bukan tempatku merasa aman. Aku hanya ingin pulang ke tempat di mana aku bisa menghilang.
Karena hidup seperti ini... rasanya lebih menyakitkan daripada mati.
.
.
.
.
ayo ikuti kisahnya💕