Redam Padam || Lee Jeonghyeon
  • Reads 155
  • Votes 63
  • Parts 2
  • Reads 155
  • Votes 63
  • Parts 2
Ongoing, First published Jun 08, 2023
"𝘉𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳,
 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘵𝘭𝘢𝘬.
𝘚𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘯𝘢𝘥𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯𝘮𝘶."
All Rights Reserved
Sign up to add Redam Padam || Lee Jeonghyeon to your library and receive updates
or
#336boysplanet
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
Stars Behind the Darkness (End) cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kisah Tak Sempurna cover
Dosa Ku cover
After Graduation cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover

𝐒oerabaja, 1730

30 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias sembari tersenyum angkuh "Psikopat sialan, kenapa lo gak musnah aja?!" *** Peringatan : romansa gelap, sedikit dewasa, dan mengandung adegan berbahaya yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.