DEADHAND : The Conquest
  • LETTURE 157
  • Voti 60
  • Parti 36
  • LETTURE 157
  • Voti 60
  • Parti 36
In corso, pubblicata il giu 11, 2023
Sequel DEADHAND : The Downfall


WARNINGG!!!!!


SEBELUM MEMBACA CERITA INI DIWAJIBKAN UNTUK MEMBACA SERI-SERI SEBELUMNYA AGAR MEMAHAMI JALAN CERITA YANG SUDAH TERBANGUN.

Seri sebelumnya :
1. DEADHAND : Rise of the Vigilante
2. DEADHAND : The Downfall

Cerita DEADHAND : The Conquest ini merupakan lanjutan cerita dari kedua seri sebelumnya. cerita ini akan menjadi cerita dimana banyak sekali perubahan dari banyaknya karakter yang ada dan tonenya sendiri akan lebih serius


SO STAY TUNE!!!!


HAPPY READING ALL!
Tutti i diritti riservati
Tabella dei contenuti
Iscriviti per aggiungere DEADHAND : The Conquest alla tua libreria e ricevere aggiornamenti
oppure
#57fiksiilmiah
Linee guida sui contenuti
Potrebbe anche piacerti
Potrebbe anche piacerti
Slide 1 of 10
Entwined by fate || BXB cover
Become Antagonist's Brother cover
Transmigrasi Vira [END] cover
spit licking•|| BL || cover
Sorry Mr. Husband (END) cover
TENEBROUS cover
Deal With The Demon cover
Sorry, Brothers. cover
The Art Of Gangster cover
Look At Me (Akashi Seijuurou Fanfiction) [✓] cover

Entwined by fate || BXB

14 parti In corso

"Haha... lucu," gumam Rei, masih dengan mata terpejam. "Sangat lucu." Demian menoleh, diam. "Jadi ternyata benar. Kau memang gila, Demian. Tapi aku tak menyangka... segila itu." Nada suaranya tajam, bergetar oleh luka yang belum sempat mengering. Demian menatapnya dingin. "Itu hukuman. Karena kau berani melawan." Rei tertawa pelan, getir. "Hukuman? Kau kira setelah ini aku akan patuh padamu? Tidak, Demian. Tidak akan pernah!" suaranya meninggi, gemetar oleh amarah dan rasa muak. "Jaga ucapanmu, Rei," balas Demian tajam. "Jangan buat aku harus mematahkan kaki yang satunya lagi." Lalu ia berbalik dan pergi, meninggalkan ruangan dengan langkah tenang namun penuh ancaman. Rei terdiam. Ia mengangkat lengannya, menutup wajahnya-dan tertawa lagi, tawa yang berubah menjadi isakan. "Apa... kakiku dipatahkan?" batinnya lirih. Air mata mengalir diam-diam di sela lengan yang menutupi wajahnya. Tapi bukan hanya soal kakinya, semua yang terjadi semalam, membuat harga diri nya hilang. semua emosi berkumpul di dada dan menghantamnya sekaligus.