Kata pertama, Naya benci matematika. Fakta kedua, nilai 0 sudah jadi sahabatnya, dan kini ia terancam tak bisa lulus. Solusinya? Naren, si jenius dingin yang lebih suka angka daripada manusia, dipaksa jadi guru privatnya. Awalnya, Naren Naren menolak mentah-mentah. Baginya, mengajari Naya sama seperti berbicara dengan tembok. Sementara Naya? Dia pikir Naren adalah robot angka tanpa emosi. Namun tak bisa dipungkiri bahwa keduanya sama sama mencari untung. Naya memperbaiki nilai karna ancaman, sedang Naren tak bisa berkutik di iming-iming nilai tambahan. "Gak usah mikirin omongan orang. Mereka aja ngomongnya nggak pake pikiran." ucap Naren. "Jangan gini, Setan! Lama lama gue bisa baper." "Loh bukannya udah baper?" "Kurang ajar!"All Rights Reserved
1 part