Kapan rasa itu hadir?
Ahh, Iya, sepertinya rasa itu telah hadir saat masih berpetualang Jagung, namun rasa itu terus tertumpuk tak terdefinisikan, tersimpan rapi dalam hati, tak mau kehilangan. Sekarang, rasa itu layaknya di on kan Kembali, menghidupkan rasa-rasa yang telah terlelap bertahun-tahun. Iya menyadarinya, ia tak mau kehilangan sosok laki-laki yang mengisi hatinya itu.
Kemarin sang otak masih enggan untuk mengakui pengutaraan sang hati, otak meyakini bahwa itulah efek hormon oksitosin, yang hanya muncul sesaat. Bagian sisi otak lainnya meyakini bahwa itu juga karena Humay sedang stress menghadapi serangkaian ujian, lantas kemudian seorang Zayn hadir dengan gagahnya bak pangeran yang menunggangi kudanya, membawakan perasaan-perasaan yang tak dikenalnya itu.
Namun, saat ini, Ketika sang hati dengan teguh menjaga dan membenarkan perasaan tersebut, sang otak akhirnya yakin oleh apa yang dirasakan hati, tak berusaha untuk menampiknya lagi, bahwa sosok laki-laki yang baru-baru ini datang di hidupnya lagi, memang sudah terpatri dalam kalbunya, menempati ruang kosong yang memang sudah disediakan sejak awal. Kini sang pemilik ruang tersebut sudah menetap dalam hatinya, enggan untuk keluar lagi. Lalu apa yang mampu diusahakan Humay? TIDAK ADA. Sisi lain hatinya juga enggan membiarkan pemilik ruang tersebut pergi lagi. "Menetaplah selamanya" begitu ucap sang hati.
Setelah satu tahun bertahan di pernikahan itu, Sabrina pada akhirnya memilih kabur ketika kebenaran tentang suaminya terungkap.
Sabrina ingin memulai kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupannya yang sebelumnya. Gadis itu yakin bahwa suaminya, Detra tidak akan mencarinya karena pria itu tidak pernah mencintainya.
Namun, siapa sangka hari itu mereka bertemu lagi.
"Bukankah kamu pantas untuk diikat selamanya di ranjang kita karena berusaha kabur dari suami kamu, Sabrina?" Detra datang dengan penampilan yang jauh berbeda dari ingatan terakhirnya.
***