"Siapkan pistol dessert eagle mark XIX, isikan kaliber 357 magnum"
"Tapi maaf, sebelumnya bolehkah saya ikut?"
"Tidak, Ayah sudah melatih saya agar menghadapi langsung bahaya beserta resikonya"
Dia hanya menepuk pundak lawan bicaranya dan menyambar kunci mobil Jeep Rubicon miliknya.
"Jaga disini selama saya tidak ada"
Sebelum menyalakan mesin mobil, tak lupa dia mengambil sebuah rokok untuk dinyalakan dan dia selipkan di antara jari tengah serta telunjuk kanannya.
"Halo, Ayah. Dapatkah ayah mengirim bantuan? Satu atau tiga orang saja, tidak perlu banyak banyak"
"Ya, jangan terluka"
Mengangguk dan segera mematikan panggilan tersebut, perlahan dia menekan pedal gas seraya menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya seakan menikmati dunia sebelum dia kembali dengan sebuah peti mati. Entah berisi tubuhnya, atau lawannya.
Peringatan! Cerita ini mengandung kata kasar, tindakan kriminal, dan kekerasan. Jika tidak suka, dimohon jangan mampir. Terimakasih