Kehilangan sang putra begitu menyayat hati Ramon. Sejak dua tahun terakhir, hanya Diredlah satu-satunya sosok yang selalu menemaninya di usia yang hampir mencapai separuh abad.
Kedatangan Amira, calon menantu yang sempat dikenalkan Dired secara tersirat, memberikan wadah bagi emosi Ramon tersimpan. Ramon mengabsahkan fakta, bahwa Amiralah yang menghabisi nyawa putranya hanya untuk sebuah nama juga jabatan.
Seiring berjalannya waktu, ternyata Amira, sosok yang dia perlakukan bak budak, menjadi orang yang paling peduli tentangnya tanpa kecuali. Amira berbuat baik, menurut, dan melakukan segala kemauan Ramon hanya karena janji laki-laki itu, yang akan mencari tahu siapa sebenarnya pembunuh Sagha, kakaknya.
Takdir memang tidak dapat ditebak apa maunya. Waktu memberikan jawaban atas pertemuan keduanya. Kematian Dired, tertuduhnya Amira, dan kepergian Sagha, ternyata hanya taktik takdir untuk menyatukan dua manusia yang saling berbeda keyakinan tersebut.
Narumi tidak pernah menyangka akan terlibat perasaan dengan mertuanya sendiri.
*Cover bikinan temenku @dewandaru
Banyak adegan 1821-nya. Bocil jauh-jauh sana!