Kubanting tutup bolpoin kesal menatap hasil karya awut - awutan di catatan Jermanku. Coretan yang sama sekali tidak berbentuk. Hasil imajinasi kanak - kanak. Banyak orang berkomentar hasil lukisan anak - anak adalah alam kehidupan mereka yang murni. Tetapi untuk kali ini, kejengkelanku telah memuncak! Tiada waktu lagi berpetatah - petitih, tiada waktu lagi memuji ke sana kemari. Ini memang benar - benar sudah keterlaluan! Melihat kemarahanku yang tersirat lewat mata, beningnya mata bocah itu sedikit demi sedikit mulai mengebur, kemudian hening, mengkerut, dan ... setetes demi setetes bergulir di kedua belah pipinya yang montok, menatapku dengan sorot kekuatan. "Sudah, sudah!" tak sampai hati kuledakkan ke jengkelan yang menggumpal di dada. "Main di luar saja sana! Awass kalau masih mencoret - coret buku! Dasar tangan gatal!" Baru saja bentakanku berakhir, daun pintu terbuka lebar. Serta merta bocah cengeng berpita warna - warni itu berlari ke arah seseorang yang segera mendekapnya mesra. Membopongnya, menciumnya, men ... betaapa menjijikan! Bagaimana kisah selanjutnya yuk langsung saja di baca ya ceritanya :)