Nameera harus merelakan dirinya yang dijebloskan secara paksa kedalam penjara oleh kakak kelasnya. Dengan kondisi yang sangat kacau ia tatap kakak kelas perempuan yang tengah tersenyum sinis itu.
"Selamat menikmati, Nameera Salsabilla. Semoga Bunda kesayangan lo itu mau dateng, dan nyelamatin lo, biar lo bisa keluar dan-"
"Berisik lo setan!, pergi sana, ngelon*e yang rajin ya, biar banyak anak, banyak rezeki!, " tukas Nameera.
"Lo-, berani-beraninya. Jaga mulut lo ya! " perempuan itu naik pitam ketika Nameera dengan santai memotong ucapannya.
Nameera hanya menatap perempuan itu sebal lalu membalikkan badannnya kesal. Ini bukan kali pertama ia menduduki ruangan berjeruji besi, namun kali ini yang paling menjengkelkan. Kakak kelas tak tahu diri itu merebut pacarnya, Nameera yang kesal dengan senang hati menghajar kakak kelas, dan pacarnya. Dasar laki-laki tak tahu diuntung, kucing dikasih ikan asin busuk juga mau.
Namun, ternyata dengan licik kakak kelasnya itu melaporkan tindakannya ke kantor polisi atas kasus kekerasan. Dalam hukum kehidupan ia tidak salah, toh ia hanya mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan sebagai seorang wanita yang sakit hati. Tapi hukum masyarakat mengatakan ia bersalah, atas lebam lebam yang ada di wajah dan tubuh Elsha, kakak kelas berjiwa ular itu.
Bisakah ia melepaskan diri dari jeruji besi yang menngukungnya?. Atau ia kalah, harus mendekam dengan tuntutan Elsha, atau bundanya akan melepaskannya dengan jaminan seperti biasa dan menghukumnya dengan hukuman lain?.
Ini Nameera Salsabilla, gadis keras kepala, dengan lidah tajam, dan kasar yang sulit dikendalikan.
Karir dan buah hati yang sama-sama penting untuk seorang wanita bernama Shani. Ketika anaknya beranjak dewasa, Shani dihadapkan dengan pilihan sulit.
"Dunia bunda itu karir bunda atau aku?!"
Gadis yang bernama Christy-anak semata wayang Shani dan suaminya itu mulai paham bagaimana kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya.
"Bunda ga bisa lepasin gitu aja pekerjaan bunda. Semua ini butuh perjuangan untuk bunda dapatkan sayang"
Bagaimana kehidupan mereka jika terus berdebat dengan hal yang itu-itu saja? Apakah Shani akan berubah demi anaknya? Atau justru Christy yang mengalah untuk menerima bundanya yang super sibuk?