Zien berakhir dipenjara selama 10 tahun, menghabiskan masa remajanya ditemani rasa sepi dan gelapnya jeruji besi. Alunan bunyi serangga dikala malam bagaikan musik penghantar tidur, gadis itu tak takut, dia lebih takut lagi membayangkan keluarga pamannya yang mungkin saja menjadi sasaran para mafia dan gangster ayahnya. Di luar sana, Mertha menjadi penerus organisasi gelap yang dikelola Zien sebelumnya. Kenzo yang masih setia, tetap menjadi pengikut Zien, dia tak ingin berpaling. Namun, Mertha dan Kenzo tetap akrab walaupun perintah dari Mertha tak pernah ia dengarkan. Sedangkan Mervan, hari-harinya dipenuhi oleh rasa rindu. Ia melanjutkan hidup mengelola cafe yang ia dirikan sendiri. Tak lagi bekerja di restoran milik mendiang ibunda Zien, Mervan menyerahkan tanggungjawab itu pada sang ayah. Sebab ia tak sanggup menahan gejolak rindunya jika terus dibawah bayang-bayang Zien. Hari kebebasan Zien sedikit lagi di depan mata, Mervan tak sabar menunggu. Mertha dan Kenzo pun begitu. Mereka tak tahu bahaya apa yang akan datang ketika Zien melangkahkan kaki keluar dari penjara.