''Chandra memang ingin melihat indahnya dunia, tapi jika dunia itu Chandra lihat tanpa kehadiran Mama rasanya akan sakit.'' -Chandra.
Kehidupan kejam telah memisahkan Chandra si pemuda tunanetra dari sang ibu melewati gerbang maut. Sambil mengantarkan sepasang bola mata dengan harapan agar sang anak mampu melihat indahnya dunia jika sang ibu memberikannya pada Chandra ketika nyawa tak lagi berpihak pada sisa waktunya. Naas, harapan sang ibu tidak terkabul, bukan indahnya dunia yang Chandra dapat, melainkan dunia yang telah hancur menjadi sejuta kepingan kaca yang menusuk relung batinnya.
Tak di sangka kepergian sang ibu membuatnya terluka tiap saat. Ia terluka berkat kata-kata hina yang terlontar dari lingkungannya. Dirinya pula terluka karena perundungan, pengasingan, serta hukuman yang di dapat pada tiap inci tubuhnya. Luka dari orang terdekatnya terutama pada rumah yang terlalu rusak untuk ia perbaiki saat ini.
Bagaimana kisah perjuangannya? Mohon di simak cerita selanjutnya setelah kamu follow, bercandaa :)
Alika Yasriqah Haniyah menerima kejutan yang tidak terduga dimalam tersebut, ntah itu kesialan atau kebahagiaan yang ditunggu-tunggu nya.
Senyuman yang tidak bisa berpaling dan menatap polos diiringin binaran mata, mampu membuat seorang Alika bertekuk lutut.
"Ika angan egi."
"Ika maw cucu na agi ish."
"Ika eyukk Al elat elat ish angan di yepas."
"Ika Al cayang Ika."
"Angan egi jauh agi ya, Al gigit nih."
Warning : adegan baper bertebaran
(REVISI BERJALAN)