Pernahkah kau menyukai seseorang yang tak akan pernah menyukai apa pun, selamanya? "Dengar," kata Rey Pionardus menatapku. "Aku sudah memikirkan segalanya. Sebaiknya semestaku dan semestamu berada di jarak tak terbatas untuk mencegah ledakan-ledakan yang mengincar kita berdua. Aku ingin kita tetap ada dan dibatasi bentangan jarak yang tak terbatas." "Tidak," jawabku kesal. "Aku akan membuatnya terkendali, Rey. Karena kita tak terbatas." "Kekagumanku atas dirimu juga tak terbatas." "HENTIKAN, BANGSAT!" ujarku. "Berhenti, kumohon. Berhenti memberiku isyarat untuk maju jika pada akhirnya kau tahu bahwa aku sama sekali tidak ada kesempatan." "Lana, dengar-" ucapnya, namun aku memotongnya dan lagi-lagi menepis tangannya. "Semestamu membingungkan," kataku. "Kau hanya nggak boleh memberikan harapan ke seseorang dan membumihanguskan harapan itu sesukamu!" |Novel ini berisi kata-kata keras seperti sumpah serapah di kalangan remaja tanggung.|All Rights Reserved
1 part