di dalam sel hanya satu lelaki yang menarik perhatian Luna. Lelaki dengan sorot mata kalut, takut untuk melihat siapapun. Kepala yang selalu ia tenggelamkan pada sela-sela lengannya, tubuh yang selalu berkeringat juga luka baru yang menyita perhatian nya membuat Luna iba. Luna ikut sakit melihatnya, Luna ingin sekali mengajak dia kabur dari sel kumuh itu setiap Luna melihatnya. *** "Sekarang nama kamu Gama, ya." Luna was-was pada dirinya sendiri, menahan diri untuk tidak membawa kabur pasien yang ia beri nama Gama. Gama tersenyum tipis lalu mengangguk antusias. Luna hilang kesadaran, ia membawa Gama, menyembunyikan Gama di rumahnya tanpa sepengetahuan pihak rsj. *** "Na, pegang sendoknya bagaimana?" Awal pahit mereka bertemu, akankah menjadi akhir yang manis? [SLOW UPDATE]