Story cover for Pluviophile (aku, kamu dan hujan) by fluffyicee99
Pluviophile (aku, kamu dan hujan)
  • WpView
    Reads 12
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 12
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Jul 05, 2023
Hujan, ada rindu yang hujan turunkan lewat rintiknya. Hanya bisa dimengerti bagi mereka yang merasakan sendiri. Memang benar, kenangan manislah yang banyak mampir saat hujan. Menatap ke langit kala hujan dapat membuat seseorang rindu akan dengan orang-orang dibaliknya.  Biasanya hujan mempunyai cerita tersendiri bagi setiap orang. Begitupun bagi seorang gadis cantik bernama Bulan Kinara. Awalnya hujan merupakan sesuatu yang sangat menyeramkan baginya, hingga pada suatu hari seseorang mengubah pandangannya terhadap hujan. 



















"Kak jangan pulang dulu dong, lu kan tau gue takut hujan"
"Lawan rasa takut lu, percaya ke gue hujan itu ga semenyeramkan apa yang lu fikir"
"tapi kak... "
"do u trust me? "
All Rights Reserved
Sign up to add Pluviophile (aku, kamu dan hujan) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Aksara Lingga by Larisakuma08
58 parts Complete
"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu menyambar baju panjang dan lengan Lingga. memepetkannya di tembok dekat ruang ganti. "Kamu diam ikuti saya" katanya dengan tegas. .... Hani menengokkan kepalanya setelah melihat pria didepannya bersemangat melempar bola basket kedalam ring di timezone. kini ia mendapati kawannya, Lingga ternganga pada pria yang akhir - akhir ini mengisi kekosongan hidupnya. serta gadis yang berada pada ujung kanan lingga -Shenna juga terpana atas ketampanan pria brewok itu. "Gila ganteng banget anjir" Lingga masih tak mengedipkan mata dan terus memandangi. "iya woeeyy!" Hani mengiyakan. "sadar guys, umurnya 30" sedangkan Shenna yang tak dipungkiri juga merasakan hal yang sama. hanya saja dirinya sajalah yang realistis dan tetap pada batas wajar. .... "Pak Aksara Pernah dugem?" mata lingga menatap Aksara menyelidik. mencoba mencari jawaban pada manik mata miliknya. .... "Apa ayah tidak kesepian?" mobil golf melaju sedang. membawa dua penumpang, Ayah dan anak yang sudah lelah bermain golf tersebut. "rumah sebesar itu, setiap hari isinya hanya pelayan?" Lingga mengamati wajah ayahnya yang mulai keriput. entah sejak kapan garis itu muncul. mata milik ayahnya mirip sekali dengan miliknya. tidak belo dan tidak cipit. sedang. "Kenapa kamu tanya gitu?" "Ayah tampak menyedihkan" kalimat yang Lingga buat, selalu berhasil membuat ayahnya tertegun. untuk menyalahkan tak sanggup, dan membenarkan pun akan lebih menyakitkan.
You may also like
Slide 1 of 7
Aksara Lingga cover
Hujan Dan Kamu (Completed) cover
The Rain cover
Lepas, lalu tumbuh ||On Going|| cover
OUR HAPPINESS? cover
Di Antara Keheningan  cover
Haters and Lovers of Rain [END] cover

Aksara Lingga

58 parts Complete

"masa iya anak SMA ngacak - ngacak pikiran gue?" ..... "Tolong saya sekali lagi dong pak, penguntit gila itu masih ngikutin saya. Please pak" tangannya mengatup dengan memohon agar pria itu membantunya lagi. "Oke! Sini ikut saya" Pria dewasa itu menyambar baju panjang dan lengan Lingga. memepetkannya di tembok dekat ruang ganti. "Kamu diam ikuti saya" katanya dengan tegas. .... Hani menengokkan kepalanya setelah melihat pria didepannya bersemangat melempar bola basket kedalam ring di timezone. kini ia mendapati kawannya, Lingga ternganga pada pria yang akhir - akhir ini mengisi kekosongan hidupnya. serta gadis yang berada pada ujung kanan lingga -Shenna juga terpana atas ketampanan pria brewok itu. "Gila ganteng banget anjir" Lingga masih tak mengedipkan mata dan terus memandangi. "iya woeeyy!" Hani mengiyakan. "sadar guys, umurnya 30" sedangkan Shenna yang tak dipungkiri juga merasakan hal yang sama. hanya saja dirinya sajalah yang realistis dan tetap pada batas wajar. .... "Pak Aksara Pernah dugem?" mata lingga menatap Aksara menyelidik. mencoba mencari jawaban pada manik mata miliknya. .... "Apa ayah tidak kesepian?" mobil golf melaju sedang. membawa dua penumpang, Ayah dan anak yang sudah lelah bermain golf tersebut. "rumah sebesar itu, setiap hari isinya hanya pelayan?" Lingga mengamati wajah ayahnya yang mulai keriput. entah sejak kapan garis itu muncul. mata milik ayahnya mirip sekali dengan miliknya. tidak belo dan tidak cipit. sedang. "Kenapa kamu tanya gitu?" "Ayah tampak menyedihkan" kalimat yang Lingga buat, selalu berhasil membuat ayahnya tertegun. untuk menyalahkan tak sanggup, dan membenarkan pun akan lebih menyakitkan.