Gadis itu menatap pantulan kaca yang berada di hadapannya. Menatap sendu dengan air mata yang siap terjun dari pelupuk matanya. Selalu saja seperti ini, padahal sudah menjadi rutinitas, namun kenapa perlu di tangisi. Bukan karena lemah, hanya saja hati ini sudah terlalu lelah untuk menjadi kuat. Tidak ada yang mengerti, hanya diri sendiri. Bahkan diri ini tak mampu untuk menjabarkan bagaimana ia harus mengatakan kepada dunia. Air mata yang teralihkan hanya dengan seulas senyuman. Tidak ada yang perlu disalahkan disini. Gadis itu membuka pintu kamarnya dan tidak terlihat seorang pun disana. Lalu ia memutuskan untuk menuju ke arah jendela untuk menatap langit di sore hari. Indah, seperti namannya. Namun tidak dengan alur kehidupan yang ia hadapi. SENJA REZQUELLAMORAGA