Siapa Takut? (Jatuh Cinta)
  • Reads 128
  • Votes 13
  • Parts 8
  • Reads 128
  • Votes 13
  • Parts 8
Ongoing, First published Jul 06, 2023
Perjodohan.

Kolot bukan? Seperti di cerita orang kebanyakan. Alasannya juga klasik, bisnis, perjanjian, atau mungkin cuma jodoh jodohan biasa.

Sebagian dari mereka menolak, sisanya ya pasrah sama takdir. Toh, hasil perjodohan nggak selalu zonk kok. 

Tapi gimana kalo mereka menerima perjodohan karena merasa tertantang?

# warning : semua tokoh, latar, kondisi dan lain lain hanyalah fiksi penulis, tidak untuk dibawa ke dunia nyata.
All Rights Reserved
Sign up to add Siapa Takut? (Jatuh Cinta) to your library and receive updates
or
#221aktris
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
Selena (Wanita Panggilan) cover
Rafa [End💗] cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover
BABY CHANIE cover
brother ; drarry cover
oneshoot twoshoot Bp  (Treasure) 🔞 cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.