Tubuh Pak Joko yang berotot itu pun lemas seketika. Dengan lembut, dia memeluk tubuhku dan membimbingku untuk berbaring di atas meja kerjanya. Sebelumnya, dengan tangannya yang kekar, dia menjatuhkan seluruh barang yang berada di mejanya. Kini mejanya bersih dan dapat kutiduri. Saya sadr apa yang dinginkan Pak Joko, dan saya akan memberikannya dengan senang hati! Apapun untuknya, asalkan dia senang. “Hhoohh.. Bapak cinta kamu. Bapak ingin mmemasukan kontol Bapak ke dalam tubuhmu. Kamu mau ‘kan?” Tentu saja saya menyetujuinya. Dengan sensual, Pak Joko merentangkan kakiku selebar-lebarnya. Lubang