Selalu dia. Entah kenapa selalu wajah dia yang muncul di otakku ini. Walaupun track recordnya sebagai musuh udah aku hapuskan semenjak dia minta maaf. Dia-lah yang terpenting. Hal yang nggak boleh hilang di hidupku, bahkan ketika aku mencintai lagi orang yang pernah menyakitiku, tapi dia... sahabatku... keluargaku... orang yang ku cintai dalam diam... tetap nggak boleh pergi dari sisiku. Aku membutuhkan dia lebih dari sekedar aku butuh udara untuk bernapas. Oke... ini terlalu melankolis. Tapi apa yang aku rasakan ini sama sekali bukan karangan semata. Dia pergi gitu aja disaat identitas dan kewajiban menantinya untuk kembali. Dan dia juga berjanji akan kembali. Apa aku harus menunggu dia atau move on dari sekarang?
40 parts