Terima kasih untuk semua kebaikan dan perhatian yang pernah kamu berikan kepadaku. Maaf jika aku yang terlalu naif ini sama sekali tidak menyadari perasaan mu yang ternyata begitu besar kepadaku. Sayangnya semua itu ku sadari saat dirimu telah tiada di samping ku. Kamu yang telah bahagia bersama kehidupan baru, membuat rasa menyesal itu tumbuh seperti tanaman berduri yang begitu tajam. Aku sama sekali tidak marah kepadamu, aku hanya marah kepada diriku sendiri yang selalu menutup perasaan ini dengan kata "Teman".
Terkadang disaat diriku sedang sendiri dan merenung, bayangan tentang kita pun terputar seperti sebuah kaset yang sangat indah. Kamu yang selalu membantuku saat diriku kesusahan, kamu yang selalu memberikan ku energi positif disaat diriku jenuh dengan kehidupan ini, kamu yang selalu memberikan ku masukan saat ku kebingungan, dan kamu yang selalu membuat ku ceria disaat diriku sedang merasa sedih. Itu semua membuat ku berpikir bahwa ternyata semua yang mereka bilang ternyata benar adanya, jika dirimu memiliki perasaan lebih kepada ku.
Jika kamu merasa takut karena kehadiranku, kamu tenang saja. Aku tidak akan mengganggu kehidupan indahmu yang telah kamu bangun bersama dia dan aku pasti akan menghormatinya. Tetapi boleh kah aku bertanya satu hal kepada mu, jika boleh aku ingin sekali bertanya "Apakah kita masih bisa seperti dulu? Aku sangat rindu kebersamaan kita".