Dokumenter Jingga
  • Reads 12,170
  • Votes 1,707
  • Parts 8
  • Reads 12,170
  • Votes 1,707
  • Parts 8
Ongoing, First published Jul 12, 2023
Mature
[RI 1 Intelijen Series]

Bocornya informasi rahasia negara milik Kementerian Pertahanan RI serta sebuah rancangan teknologi intelijen yang sedang dibuat oleh pemerintah mengharuskan Jingga Danurdara terbang ke Washington untuk merebut kembali dokumen yang dicuri. Segala cara akan Jingga lakukan untuk menyelesaikan misi yang diberikan termasuk jika harus memata-matai secara ilegal dan melanggar prosedur operasional. 

Rekannya, Lara Novela, adalah agen mata-mata dengan keahlian yang tidak biasa. Sama seperti Jingga, perempuan yang sudah dua tahun bekerja sebagai ladies escort di sebuah pub ternama itu punya seribu jalan dan rencana untuk membawa pulang dokumen-dokumen rahasia negara yang menghilang. 

Satu faktor paling rasional dibalik kejadian ini pun terungkap. Bocornya informasi rahasia negara dan formula teknologi intelijen milik pemerintah ternyata tidak dicuri tanpa alasan yang kuat. Walau tidak masuk akal, begitu lah cara kerja negara adikuasa. 


Disclaimer: cerita, latar, tokoh, dan masalah yang diangkat adalah fiktif dan murni karangan penulis.
All Rights Reserved
Sign up to add Dokumenter Jingga to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [TERBIT] cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Rafa [End💗] cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.